Opsi Lain Menikmati Gunung Himalaya Tanpa Trekking

Naik gunung? Yaaah butuh effort yg gede pastinya.. Bukan cuma kesehatan tapi mental juga dibutuhkan.. Bahkan persiapan yg baik pun jd faktor penunjang dalam sebuah pendakian.

Sedih kalo setiap bulan denger ada yg meninggal di gunung.. Tingkat kematian makin meningkat.. Masih banyak jg yg memaksakan naik gunung disaat cuaca sedang extreme. Terlebih terkadang persiapannya kurang memadai.. Ini butuh perhatian extra.

Untuk temen – temen yang mau ke Nepal tapi tidak mau naik gunung. Kalian masih bisa banget kok melihat gugusan pegunungan Himalaya. Caranya adalah, kamu bisa main ke Nagarkot dan menikmati indahnya pengunungan Himalaya. Kalau cuaca langit lagi cerah, kamu bisa melihat puncak gunung everest juga loh. Selain itu dari Nagarkot ke Kathmandu cuma butuh 3 jam kok!

Selain di Nagarkot, kamu juga bisa menikmati indahnya sunrise gunung Himalaya dari Phokara (Sarangkot). Nah, jadi kalau misalnya kamu tidak mau trekking ke Nepal, masih banyak loh destinasi dan tempat wisata lain untuk tetap menikmati keindahan gunung Himalaya!

Nah, tapi kalau kalian mau naik gunung bisa banget ya. Ini salah satu cerita gue ketika mendaki gunung di Jepang.

Kalo liat foto ini rasanya pengen nangis pas inget kejadiannya.. .
*saat lewatin Chomrong, gue harus lewatin ((ribuan tangga)) dan turun kemudian naik lagi ke Sinuwa. Di sepanjang jalan gue papasan dengan orang2 yg mukanya semua flat tanpa senyum.. Dalam hati *waduh kasian mereka harus naik tangga ribuan kaya begini.. Gue tersenyum sama si Kokoh..

Iseng gue tanya guide
Gue : nanti kita jalan pulang lewat sini juga?
Guide : iyah, kita akan lewatin semua tangga2 ini
Gue : “WHAT???” I REPEAT.. WHAT?” SEMUA TANGGA INI?
Guide : Yes it is, jawab guide gue sambil senyam senyum

Gue : now I know the reason why they look like zombie when going up.. Then they will say “I feel you broh”

Seketika gue manyun garuk-garuk aspal ngebayangin jalan pulang harus nanjak ribuan tangga yg bikin dengkul lemes. Namun, jalani aja nanti juga selesai kok.

Makna cerita : Jangan seneng menghadapi jalur turunan, karna dimana ada turunan disitulah akan ada tanjakan