Freelancer adalah profesi yang semakin populer dan diminati oleh banyak orang di era modern ini. Namun, meskipun begitu, masih banyak orang yang meremehkan kesibukan seorang freelancer. Alasan-alasan ini dapat bervariasi dan mungkin disebabkan oleh pemahaman yang kurang mengenai profesi ini, stereotipe yang beredar, atau bahkan rasa iri dari pihak lain. Mari kita jelaskan lebih detail mengapa orang meremehkan kesibukan seorang freelancer.
Pertama-tama, banyak orang masih memiliki persepsi bahwa pekerjaan freelance adalah pekerjaan sampingan yang kurang serius dan kurang stabil dibandingkan dengan pekerjaan konvensional. Seolah-olah menjadi freelancer adalah pilihan untuk orang yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan “nyata” atau tidak cukup berkompeten. Persepsi semacam ini sebenarnya sudah kadaluarsa, karena banyak freelancer yang sukses dan bahkan lebih menghasilkan daripada pekerjaan konvensional. Namun, pemikiran ini masih ada dan menyebabkan meremehkan profesi freelance.
Kedua, banyak orang cenderung memandang remeh pekerjaan freelancer karena fleksibilitasnya yang dianggap sebagai kelebihan. Banyak yang berpikir bahwa seorang freelancer memiliki waktu luang lebih banyak dan bekerja dengan santai, tanpa sadar melupakan bahwa mereka juga menghadapi tekanan dan tantangan yang nyata dalam menjalankan bisnis mereka. Mereka harus berurusan dengan klien, tenggat waktu proyek, pemasaran diri, administrasi, dan perencanaan keuangan. Semua ini memerlukan disiplin diri dan dedikasi yang tinggi.
Ketiga, kurangnya pemahaman tentang berbagai jenis pekerjaan freelance menyebabkan kesalahpahaman tentang kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan. Freelancer dapat bekerja dalam berbagai bidang, termasuk desain grafis, penulisan, penerjemahan, pengembangan web, dan banyak lagi. Orang yang tidak akrab dengan industri ini mungkin menganggap pekerjaan-pekerjaan ini hanya memerlukan keterampilan dasar yang mudah dipelajari. Padahal, keahlian dan pengalaman yang tinggi seringkali diperlukan untuk menghasilkan hasil yang berkualitas.
Keempat, stigma bahwa seorang freelancer tidak menghasilkan banyak uang juga berperan dalam meremehkan kesibukan mereka. Meskipun ada freelancer yang mungkin memiliki pendapatan yang lebih rendah, banyak dari mereka yang sukses dan mampu menghasilkan pendapatan yang layak. Namun, perlu diingat bahwa menjadi freelancer bukanlah jaminan kesuksesan finansial instan, tetapi dengan kerja keras dan dedikasi, seorang freelancer dapat mencapai kesuksesan dalam karier mereka.
Kelima, keterbatasan pandangan tradisional tentang kesuksesan juga memengaruhi pandangan terhadap freelancer. Banyak orang masih percaya bahwa sukses hanya dapat diukur melalui jabatan, gaji besar, atau status sosial tertentu. Pandangan ini mengabaikan kualitas hidup, kebebasan, dan fleksibilitas yang bisa didapatkan seorang freelancer, yang sering kali jauh lebih berharga daripada status atau gaji.